Wejangan Simbah Kakung
Oleh : Singgih aji prasetyo
[ngamboro ing awang-awang/
Angelangut bebasan tanpo trebis/
Norobasing mego mendhong/
Miber ngideri jagad/]
berdayu-dayu suara simbah kakung
dalam langgam jawa itu/ seolah
menyatu dengan remangnya
obor-obor semu/ sinar obor berbisik
kecil melalui celah-celah bilik bambu/
berbisik dan berbisik "shutttt, mbah
mbah kakung ingin bertemu"/ ya,
aku tahu sudah lama mbah kakung
tidak mewejangku/
dalam hati yang gelisah gundah/
kubaca wirid warisan simbah/
dengan niat alap-alap kharomah/
ruh dan kalbu menyatu menerobos
awang-awang/ melipat-lipat jagad
membawaku terbang melayang/
mendekati sinar semunar yang tak
kuasa aku untuk memandang/
remang-remang/
tenang/
sunyi dan sepi/
mbah kakung datang bersama
mbah kiai/
sambil menunduk dan berkalungkan
surban, mbah kakung pun mulai
mewejang/
gus, dulu simbah mengangkat bambu,
menggemakan takbir hanya untuk
kemerdekaan indonesia/
gus, dulu simbah menyelinap ke kantor
belanda, mencari tahu strategi mereka
dengan nyawa taruhanya/
gus, dulu gadis seperantara mbah
putrimu dinikmati keperawanannya
oleh mereka, tanpa adab dan susila/
gus, dulu laras-laras panjang milik
mereka menghujam dada kami,
membidik jejak-jejak tapak kaki/
guys, dulu para penjajah itu
menginjak-injak tengkukku dan
dan meludahi wajahku beserta para
suhada yang suci/
gus, dulu kami tidak sendiri, para
pejuang negeri ini selalu mengembara
mencari ulama dan para kiai/
mencari perlindungan dari ilahi/
bertirakat dan beriahdoh untuk negeri/
menjaga kedamaian dan keutuhan NKRI
gus,
gus,
dulu simbahmu ini/
bung karno/
bung hatta/
bung sahrir/
bung tomo/
jendral sudirman/
semuanya takdhim pada mbah kiai/
gus, bagaimanakah kabarnya
negeriku kini/
bagaimana kabar para ulama dan
para kiai/
gus, tetaplah jaga NKRI sampai mati/
insaallah kamu akan bertemu dengan
kami dialam yang damai ini/
*puisi"wejangansimbahkakung"oleh,singgihajiprasetyo.Mahasiswapendidikanbahasadansastraindonesia.UniversitasPGRISemarang.