Kini semuanya telah
mati
(puisi dalam naskah drama)
oleh : Singgih Aji Prasetyo
(Ya Tuhan kini bumi-Mu
telah mati dan tak akan pernah hidup kembali
Tanah-Mu telah mati,
terlalu banyak ditanam aspal dan besi
Udara-Mu telah mati,
dimana-mana asap dan polusi
Api-Mu telah mati, ia
termakan oleh kobarnya sendiri
Air-Mu pun telah mati,
tak bisa jernih seperti dulu lagi
Ya tuhan, kini semuanya
telah mati
Para pemimpin telah
mati, karena tak bisa menepati janji-janji
Rakyat pun ikut mati,
dihantam oleh adu domba dan provokasi
Para petani telah mati,
pupuk mereka diselundupkan sebagai upeti
Nelayan-nelayan telah
mati, air laut mereka kini tak asin lagi
Aparat hukum telah
mati, terlalu banyak menyelipkan amplop dispensasi
Para pengusaha telah
mangkat, menumbuhkan konglomerat mengikis habis kaum melarat
Guru-guru telah mati,
mereka terlampau baik mengajar tanpa menerima gaji
Pelajar-pelajar juga
telah mati, hanya mengejar nilai tanpa dapat berekspresi
Anak-anak telah mati,
terbujur kaku di depan televisi
Bahkan kiai-kiai kami
pun telah mati, karna tak lagi dapat memberikan contoh kepada para santri).
Ya Tuhan, ampunilah
kami dan mereka, ampunilah kami dan mereka, ampunilah kami dan mereka.
Caranya supaya pemilihan diksinya bagus, gimana?
BalasHapus