Rabu, 08 November 2017

(Puisi) Kini Semuanya Telah Mati



Kini semuanya telah mati
(puisi dalam naskah drama)
oleh : Singgih Aji Prasetyo
 
(Ya Tuhan kini bumi-Mu telah mati dan tak akan pernah hidup kembali
Tanah-Mu telah mati, terlalu banyak ditanam aspal dan besi
Udara-Mu telah mati, dimana-mana asap dan polusi
Api-Mu telah mati, ia termakan oleh kobarnya sendiri
Air-Mu pun telah mati, tak bisa jernih seperti dulu lagi

Ya tuhan, kini semuanya telah mati
Para pemimpin telah mati, karena tak bisa menepati janji-janji
Rakyat pun ikut mati, dihantam oleh adu domba dan provokasi
Para petani telah mati, pupuk mereka diselundupkan sebagai upeti
Nelayan-nelayan telah mati, air laut mereka kini tak asin lagi
Aparat hukum telah mati, terlalu banyak menyelipkan amplop dispensasi
Para pengusaha telah mangkat, menumbuhkan konglomerat mengikis habis kaum melarat
Guru-guru telah mati, mereka terlampau baik mengajar tanpa menerima gaji
Pelajar-pelajar juga telah mati, hanya mengejar nilai tanpa dapat berekspresi
Anak-anak telah mati, terbujur kaku di depan televisi
Bahkan kiai-kiai kami pun telah mati, karna tak lagi dapat memberikan contoh kepada para santri). 

Ya Tuhan, ampunilah kami dan mereka, ampunilah kami dan mereka, ampunilah kami dan mereka.

1 komentar: