Sabtu, 21 Oktober 2017

(Puisi) Protes si Ponsel

Protes si Ponsel

Ponsel yang begitu akrab denganku
Berbicara sendiri padahal aku tak pernah memintanya
Ia nampakkan secercah cahaya-cahaya
Terlihat selarik kata-kata dalam raut wajahnya
Apa yang ingin ia katakan?


Ponsel yang begitu intim bagiku
Kini kau kembali berdering, tapi tak mau berbicara
Lalu dalam paras wajahmu kembali kau ungkapkan kata-kata
Apa yang ingin kau katakan?

Wahai penikmatku
Lihatlah diriku, aku sekarang sudah gendut
Perutku buncit tapi aku tak pernah tau siapa yang menghamiliku
Aku beri kepuasan disetiap saat kau memelukku
Aku manjakan matamu
Aku manjakan tanganmu
Aku manjakan otakmu
Tapi kau tak pernah paham akan diriku yang mulai lelah

Dan seperti itulah
Hingga kini ponselku tetap dingin kepadaku
Ia tak lagi mau berbicara, berdering, atau pun sekedar berkata-kata
Ia tetap diam dan diam
hingga tiba saat melahirkan

Singgih Aji Prasetyo
Semarang, 17 Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar