Sabtu, 03 November 2018

(Puisi) Menalar Negeri

Menalar Negeri

Nalar bukanlah sekadar pertimbangan baik dan buruk
Nalar bersua ketika pengaruh akal sedang terpuruk
Nalar bukan lagi semboyan berpikir logis
Jika kami yang mencoba kritis justru dituding kelompok apatis
Menalar tidak lagi menjadi prinsip utama
Sebab kini siapapun bebas bersuara
Apalagi bagi mereka yang duduk berkuasa
Nalar dikucilkan demi politik kepentingan

kawan
Lihatlah bagaimana gemerlap panggung sandiwara
Yang dibungkus rapi dengan embel-embel empati
Sayang, mereka tak pernah belajar estetika bermain drama
Hingga banyak yang terpingkal geli, dikira anekdot politisi

kawan
Lihatlah bagaimana para kaum yang dianggap elit
Justru mengobral pemikiran yang semakin sempit
Opini menjadi jurus ampuh serangan balik
Membuat tontonan politik semakin menggelitik

Kini sudah saatnya kaum muda mengambil alih peran
Bukan lagi melalui pergerakan dijalan-jalan
Sebab keringat kita telah lama diasingkan
Hanya dianggap teriakan kaum pinggiran

Mari menyeru perlawanan dengan cara lebih elegan
Menalar negeri dengan karya-karya amatiran
Karena jiwa memberontak tetap milik kaum muda
Ketika bangsanya sudah tidak lagi berdaya

Semboyan cinta nalar menjadi salah satu solusi
Atas kegaduhan yang semakin menjadi-jadi
Tak usah mencari “kambing hitam”
Apalagi saling menghantam
Hingga keadaan semakin mencekam

Mari menalar
Karena nalar, negeri penuh cinta
Karena cinta, nalar kita ada


Singgih Aji Prasetyo
Pati, 25 Oktober 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar